MENYEMPURNAKAN KEKUDUSAN
Makalah
Diserahkan
Untuk Memenuhi Persyaratan
Dari
Mata Kuliah Psikologi Umum
Oleh
:
MARIANA
NIM
: 010-561
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA
ASIH
JAKARTA
2011
MAKNA KEKUDUSAN
1.
Kekudusan
yang mulia.
Kekudusan Allah terdiri dari kedasyatan-Nya dan
kemuliaan-Nya, yang membuat manusia kagum dan menimbulkan perasaan takut dan
hormat kepada Allah dalam diri-Nya. Pada tahun 1987, bersama-sama dengan
seorang nabi Allah, Brother Vincet Selvakumar, berpuasa dan berdoa selama tujuh
hari di Madurai, India selatan. Karena manifestasi ‘ kekudusan yang mulia ‘ Allah dalam bentuk
api yang menghauskan, Allah sering terlihat dikelilingi oleh awan ( kel 14:24;
19:9; 34:5; bilangan 11:25 ). Pribadi Allah melambangkan dalam ciptaan-Nya
melalui matahari, energi yang didasari dari matahari sebagai hasil proses
pembakaran tersebut, terlihat sebagai sinar inframerah.
Di dalam Yohanes 6:3 ada tertulis “ dan mereka
berseru seorang kepada seorang, katanya : kudus, kudus, kuduslah tuhan semesta
alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya. Secara struktual, matahari tersusun
tiga bagian, demikian pula halnya kekudusan Allah, terdiri dari 3 komponen,
yaitu Kebenaran, Keadilan dan Kasih. Di dalam peryataan nama-Nya ini,
Allah mengungkapkan kepada musa kemuliaan kekudusanya ( Keluaran 15:11 ).
2.
Kemurnan
Ilahi.
Alkitab menyatakan bahwa Allah bersemayam dalam
terang yang tidak terhapiri ( Daniel 2:22 ). Emas melambang Kekudusan sedangkan Emas Murni melambangkan kemurnin kekudusan. Tidak ada yang
murni atau tidak bersih dalam Allah.[1]
Kekudusan yang bersemayam di kemah
suci.
i. Di halaman luar terdapat dua perabot ─ Mezbah
Tembaga dan Bejana pembasuhan. Mengenai pekerjaan pembersihan Allah ( Yehz 16
:4,9 )
ii.
Di ruang suci terdapat tiga perabot ─ Kandil,
Meja roti sajian dan Mezbah pembakaran ukupan. Berbicara mengenai pekerjaan
pemurnia Allah ( Maz 12:7; 119:9 ).
iii. Diruang maha suci terdapat hanya satu
perabot ̶ Tabut Perjanjian. Berbicara mengenai
pekerjaan pengudusan Allah. ( Kel 34:29; Roma 15:16 )
Berhiaskan Kekudusan.
1.
Menguduskan,
Pengkudusan.
a. Kata
Ibrani ‘ qadash ‘ membuat kudus,
menjadi kudus. Muncul kurang lebih 170 kali dalam bahasa Ibrani Alkitab.
b. Kata
ibrani ‘ qodesh ‘ sesuatu yang kudus.
Muncul sebanyak 470 kali dalam bahas Ibrani dan juga dalam bahasa Ugaritis.
c. Kata
Ibrani ‘ qadosh ‘ kudus. Lebih
difokuskan untuk menekan kekudusan pada untuk menekankan kekudusan pada
perayaan ritual ( bil 5:17 ).
d. Kata
yunani ‘ hagiasmos ‘ pengudusan kata ini mengandung makna
suatu pemisahan kepada Allah dari segala sesuatu yang jahat atau jalan yang
jahat.
2.
Kudus,
kekudusan.
Kekudusan
dengan demikian dapat di defenisikan sebagai suatu keadaan yang terpisah dari
dosa. Dapat disimpulkan lebih lanjut
bahwa pengudusan mengandung arti suatu keadaan dimana Allah melalui kasih
karunia-Nya memisahkan orang-orang berdosa bagi-Nya dan menyatakan mereka
kudus.
Tiga
macam Kekudusan.
i.
Kekudusan
secara posisi.
Ibrani 10:10. Melalui Kasih
Karunia dan ketetapan Allah, bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, dipisahkan
dan dinyatakan sebagai suatu ( kel 19:6 ). Tuhan Yesus adalah perancang
pekerjaan penebusan dosa ini melalui kematian-Nya diatas kayu salib dan
penumpahan darah-Nya ( ibr 10:29 .
ii.
Kekudusan
secara hubungan.
Setelah hubunagn secara roh pada
waktu lahir baru, perlu secara terus menerus dikuduskan dalam kehidupan
sehari-hari. Seorang percaya dapat jatuh
kedalam dosa tetapi tidak boleh tinggal atau terus berbuat dosa. Karena itu,
pengudusan adalah suat proses yang berlangsung terus menerus sepanjang
kehidupan orang percaya. Yang terakhir, pengudusan yang terakhir atau sempurna
atas seorang percaya akan terlaksana pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus kelak.
Seperti Tuhan Yesus yang adalah perancang
dan penggenap iman manusia ( Ibr 12:2 ), demikian Ia adalah perancang dan
penggenap pengudusan manusia.
Komposisi Kekudusan.
1. Murni.
Kata
murni dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani mempunyai arti.
a. Kata
ibrani ‘ drowr ‘ aliran yang spontan; murni.
b. Kata
ibrani ‘ bar ‘ murni, bersih.
c. Kata
ibrani ‘ barar ‘ membersihkan ( jadi bersih ); kemurnian.
d. Kata
ibrani ‘ zak ‘ bersih – jelas, murni.
e. Kata
yunani ‘ hagnos ‘ murni dari segala kecemaran, tidak tercemar ( dari akar kata
yang sama ‘ hagios ‘, kudus ).
f. Kata
yunani ‘ katharos ‘ suci ( telah dibersihkan ).
g. Kata
yunani ‘ eilikrines ‘ tidak bercampur, murni.[2]
Karena itu menjadi murni berarti bersih
dari kontaminasi dan kecemaran roh.
2.
Kesucian.
Sejak jatuhnya Adam, manusia tidak lagi suci dalam
pandangan Allah yang kudus ( Ayub 4:17; Amsal 20:9 ). Karena kasih karunia
allah, Ia telah membasuh manusia dari segala kotoran dan telah membuat manusia
suci di hadapan-Nya ( Yer 33:8; Yehz 37:23 ).
Karena
itu menjadi bersih berarti ‘ bebas dari kenajisan dan kekotoran tubuh
dan tanpa bercacat cela. ‘ kemurnian adalah kekudusan bagian dalamdari hati ,
sedangkan kesucian adalah kekudusan bagian keluar dari tubuh. Alkitab mengatakan bahwa, dan kepadanya
dikaruniakan supaya memaki kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang
putih brsih. ( Wahyu 18:9 ).
Kekudusan adalah hasil dari suatu
hubungan
Hosea
2:19,20.
Kata
‘ menjadikan istri ‘ dalam bahasa Ibrani ‘ aras ‘ yang artinya mengikat dalam
suatu perkawinan. Ayat 19 menjelaskan
kepada umat-Nya bahwa Allah telah meminang umat-Nya di dalam kebenaran, keadilan,
dan kasih, yaitu kekudusan. Jadi kekudusan adalah akibat alamiah dari hubungan
intim dengan Yesus Kristus, sang mempelai pria dan suami. Dalam kejadia seorang
wanita berzinah, yang dianggap sebagai seorang berdosa dimasyarakat Yahudi
datang kepada Tuhan Yesus. Dalam adat istiadat orang Yahudi, minyak wangi
merupakan hadiah dari mempelai wanita kepada mempelai pria. Ia berdiri dekat
kaki yesus dan mulai menangis. Pergaulan wanita ini yang dinyatakan dalam doa (
pencurahan isi hatinya melalui airmata, 1 Samuel 1:13,15 ). Penyembahan dan
mempersembahkan minyak urapan ( pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah mempelai
prianya ). Panggilan dan perintah Tuhan bagi umat-Nya agar supaya menjadi kudus
bukankah merupakan suatu tugas yang mustahil. Maka kekudusan akan menjadi gaya
hidup yang intim dengan kekasih jiwa seseorang.[3]
A.
Kesimpulan.
Setiap
orang memerlukan hidup kudus, bahkan orang percaya di dalam Yesus Kristus juga
di perintahkan untuk hidup kudus, untuk menjalani suatu kehidupan yang dipenuhi
kekudusan. Melalui makalah ini penulis berharappembaca dapat mengetahui
kekudusan dengan baik. Sehingga pembaca dapat menjadi hidup kudus di hadapan
Tuhan, dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hati. Baik dalam
suatu pelayanan. Makalah ini sangat bermanfaat bagi setiap orang yang mau ingin
hidup kudus dan bisa menjadi teladan di sekeliling lingkungan.
B. Saran.
Melalui
makalah ini penulis berharap kiranya penbaca bisa memahami isi yang ada di
makalah, dan mampu mengerti tentang kekudusan di dalam Tuhan. Saran utama untuk
pembaca, pahami dan belajarlah tentang kekudusan sebab sebagai mahasiswa
Teologi harus mampu mengaplikasikan kekudusan bagi semua orang dan
memaksimalkan pelayanan dengan baik.