Jumat, 23 Maret 2012

makalah





MENYEMPURNAKAN KEKUDUSAN


Makalah
Diserahkan Untuk Memenuhi Persyaratan
Dari Mata Kuliah Psikologi Umum





Oleh :
MARIANA
NIM : 010-561


SEKOLAH TINGGI TEOLOGI IKSM SANTOSA ASIH
JAKARTA
2011


MAKNA KEKUDUSAN

1.      Kekudusan yang mulia.

Kekudusan Allah terdiri dari kedasyatan-Nya dan kemuliaan-Nya, yang membuat manusia kagum dan menimbulkan perasaan takut dan hormat kepada Allah dalam diri-Nya. Pada tahun 1987, bersama-sama dengan seorang nabi Allah, Brother Vincet Selvakumar, berpuasa dan berdoa selama tujuh hari di Madurai, India selatan. Karena manifestasi  ‘ kekudusan yang mulia ‘ Allah dalam bentuk api yang menghauskan, Allah sering terlihat dikelilingi oleh awan ( kel 14:24; 19:9; 34:5; bilangan 11:25 ). Pribadi Allah melambangkan dalam ciptaan-Nya melalui matahari, energi yang didasari dari matahari sebagai hasil proses pembakaran tersebut, terlihat sebagai sinar inframerah.

Di dalam Yohanes 6:3 ada tertulis “ dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya : kudus, kudus, kuduslah tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya. Secara struktual, matahari tersusun tiga bagian, demikian pula halnya kekudusan Allah, terdiri dari 3 komponen, yaitu Kebenaran, Keadilan dan Kasih. Di dalam peryataan nama-Nya ini, Allah mengungkapkan kepada musa kemuliaan kekudusanya ( Keluaran 15:11 ).

2.      Kemurnan Ilahi.
Alkitab menyatakan bahwa Allah bersemayam dalam terang yang tidak terhapiri ( Daniel 2:22 ). Emas melambang  Kekudusan sedangkan Emas Murni melambangkan  kemurnin kekudusan. Tidak ada yang murni atau tidak bersih dalam Allah.[1]




Kekudusan yang bersemayam di kemah suci.

    i.  Di halaman luar terdapat dua perabot ─ Mezbah Tembaga dan Bejana pembasuhan. Mengenai pekerjaan pembersihan Allah ( Yehz 16 :4,9 )
    ii.  Di ruang suci terdapat tiga perabot ─ Kandil, Meja roti sajian dan Mezbah pembakaran ukupan. Berbicara mengenai pekerjaan pemurnia Allah ( Maz 12:7; 119:9 ).
  iii. Diruang maha suci terdapat hanya satu perabot  ̶  Tabut Perjanjian. Berbicara mengenai pekerjaan pengudusan Allah. ( Kel 34:29; Roma 15:16 )

Berhiaskan Kekudusan.
1.      Menguduskan, Pengkudusan.
a.       Kata Ibrani ‘ qadash ‘ membuat kudus, menjadi kudus. Muncul kurang lebih 170 kali dalam bahasa Ibrani Alkitab.
b.      Kata ibrani ‘ qodesh ‘ sesuatu yang kudus. Muncul sebanyak 470 kali dalam bahas Ibrani dan juga dalam bahasa Ugaritis.
c.       Kata Ibrani ‘ qadosh ‘ kudus. Lebih difokuskan untuk menekan kekudusan pada untuk menekankan kekudusan pada perayaan ritual ( bil 5:17 ).
d.      Kata yunani  ‘ hagiasmos ‘ pengudusan kata ini mengandung makna suatu pemisahan kepada Allah dari segala sesuatu yang jahat atau jalan yang jahat.
2.      Kudus, kekudusan.
Kekudusan dengan demikian dapat di defenisikan sebagai suatu keadaan yang terpisah dari dosa.  Dapat disimpulkan lebih lanjut bahwa pengudusan mengandung arti suatu keadaan dimana Allah melalui kasih karunia-Nya memisahkan orang-orang berdosa bagi-Nya dan menyatakan mereka kudus.

 
Tiga macam Kekudusan.
                                            i.            Kekudusan secara posisi.
Ibrani 10:10. Melalui Kasih Karunia dan ketetapan Allah, bangsa Israel dalam Perjanjian Lama, dipisahkan dan dinyatakan sebagai suatu ( kel 19:6 ). Tuhan Yesus adalah perancang pekerjaan penebusan dosa ini melalui kematian-Nya diatas kayu salib dan penumpahan darah-Nya ( ibr 10:29 .
                                          ii.            Kekudusan secara hubungan.
Setelah hubunagn secara roh pada waktu lahir baru, perlu secara terus menerus dikuduskan dalam kehidupan sehari-hari.  Seorang percaya dapat jatuh kedalam dosa tetapi tidak boleh tinggal atau terus berbuat dosa. Karena itu, pengudusan adalah suat proses yang berlangsung terus menerus sepanjang kehidupan orang percaya. Yang terakhir, pengudusan yang terakhir atau sempurna atas seorang percaya akan terlaksana pada kedatangan Tuhan Yesus Kristus kelak. Seperti Tuhan Yesus yang  adalah perancang dan penggenap iman manusia ( Ibr 12:2 ), demikian Ia adalah perancang dan penggenap pengudusan manusia.
Komposisi Kekudusan.
1.      Murni.
Kata murni dalam bahasa Ibrani dan bahasa Yunani mempunyai arti.
a.       Kata ibrani ‘ drowr ‘ aliran yang spontan; murni.
b.      Kata ibrani ‘ bar ‘ murni, bersih.
c.       Kata ibrani ‘ barar ‘ membersihkan ( jadi bersih ); kemurnian.
d.      Kata ibrani ‘ zak ‘ bersih – jelas, murni.
e.       Kata yunani ‘ hagnos ‘ murni dari segala kecemaran, tidak tercemar ( dari akar kata yang sama ‘ hagios ‘, kudus ).
f.       Kata yunani ‘ katharos ‘ suci ( telah dibersihkan ).
g.      Kata yunani ‘ eilikrines ‘ tidak bercampur, murni.[2]



Karena itu menjadi murni berarti bersih dari kontaminasi dan kecemaran roh.
2.      Kesucian.
Sejak jatuhnya Adam, manusia tidak lagi suci dalam pandangan Allah yang kudus ( Ayub 4:17; Amsal 20:9 ). Karena kasih karunia allah, Ia telah membasuh manusia dari segala kotoran dan telah membuat manusia suci di hadapan-Nya ( Yer 33:8; Yehz 37:23 ).
Karena itu menjadi bersih berarti  ‘ bebas dari kenajisan dan kekotoran tubuh dan tanpa bercacat cela. ‘ kemurnian adalah kekudusan bagian dalamdari hati , sedangkan kesucian adalah kekudusan bagian keluar dari tubuh.  Alkitab mengatakan bahwa, dan kepadanya dikaruniakan supaya memaki kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih brsih. ( Wahyu 18:9 ).
Kekudusan adalah hasil dari suatu hubungan
Hosea 2:19,20.
Kata ‘ menjadikan istri ‘ dalam bahasa Ibrani ‘ aras ‘ yang artinya mengikat dalam suatu perkawinan.  Ayat 19 menjelaskan kepada umat-Nya bahwa Allah telah meminang umat-Nya di dalam kebenaran, keadilan, dan kasih, yaitu kekudusan. Jadi kekudusan adalah akibat alamiah dari hubungan intim dengan Yesus Kristus, sang mempelai pria dan suami. Dalam kejadia seorang wanita berzinah, yang dianggap sebagai seorang berdosa dimasyarakat Yahudi datang kepada Tuhan Yesus. Dalam adat istiadat orang Yahudi, minyak wangi merupakan hadiah dari mempelai wanita kepada mempelai pria. Ia berdiri dekat kaki yesus dan mulai menangis. Pergaulan wanita ini yang dinyatakan dalam doa ( pencurahan isi hatinya melalui airmata, 1 Samuel 1:13,15 ). Penyembahan dan mempersembahkan minyak urapan ( pernyataan bahwa Tuhan Yesus adalah mempelai prianya ). Panggilan dan perintah Tuhan bagi umat-Nya agar supaya menjadi kudus bukankah merupakan suatu tugas yang mustahil. Maka kekudusan akan menjadi gaya hidup yang intim dengan kekasih jiwa seseorang.[3]


A.    Kesimpulan.
Setiap orang memerlukan hidup kudus, bahkan orang percaya di dalam Yesus Kristus juga di perintahkan untuk hidup kudus, untuk menjalani suatu kehidupan yang dipenuhi kekudusan. Melalui makalah ini penulis berharappembaca dapat mengetahui kekudusan dengan baik. Sehingga pembaca dapat menjadi hidup kudus di hadapan Tuhan, dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hati. Baik dalam suatu pelayanan. Makalah ini sangat bermanfaat bagi setiap orang yang mau ingin hidup kudus dan bisa menjadi teladan di sekeliling lingkungan.

B.     Saran.
Melalui makalah ini penulis berharap kiranya penbaca bisa memahami isi yang ada di makalah, dan mampu mengerti tentang kekudusan di dalam Tuhan. Saran utama untuk pembaca, pahami dan belajarlah tentang kekudusan sebab sebagai mahasiswa Teologi harus mampu mengaplikasikan kekudusan bagi semua orang dan memaksimalkan pelayanan dengan baik.

[1]  Selvaraj, sandhu shundar, menyempurnakan kekudusan, ( Jakarta : PT. Pusaka Sejahtera Mandiri, 1999 ), hal. 15
[2]  “ sebab ada tertulis : Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. “ ( 1 Petrus 1:19 ), hal. 43
[3]  IBID. Hal. 43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar